no title
Melihat tawamu
Memudarkan sepiku
Dalam pelukanmu
Hilang lukakku
Mendengar riangmu
Mewarnai hatiku
Kau begitu indah...
Hadirmu menginspirasiku...
kau adalah satu dari semua semangatku
Muridku sayang..
by.SiPink_U.A2
Rabu, 29 Juli 2015
Rabu, 04 Maret 2015
Sarung Tangan Kenangan
Bismillah.
Saat membuka loker kecil lemariku, disana kutemukan sebuah sarung tangan yang pernah ku jahit lagi dengan tanganku sendiri. Oh, indah sekali kisahmu, temani aku diwaktu ku yang istimewa, lalu menjaga tanganku daripada menyentuh/disentuh yang bukan mahramku. Terima kasih. arigato. syukran.. J
Saat membuka loker kecil lemariku, disana kutemukan sebuah sarung tangan yang pernah ku jahit lagi dengan tanganku sendiri. Oh, indah sekali kisahmu, temani aku diwaktu ku yang istimewa, lalu menjaga tanganku daripada menyentuh/disentuh yang bukan mahramku. Terima kasih. arigato. syukran.. J
Sehari menjelang wisudaku. Hari itu aku semakin khawatir karena belum juga
menemukan toko yang menjual sarung tangan putih yang bisa kupakai saat
penyematan cincin hadiah dari Universitas, lalu untuk dapat bersalaman dengan
Pak Rektor, dan siapa pun yang akan menyerahkan ijazah juga memindahkan
kuncirku. Akhirnya, sangat bahagia diriku ketika sebuah toko tak jauh dari
tempatku tinggal menjual apa yang ku cari. Namun, ternyata yang dijual
benar-benar kebesaran di jari-jari tanganku. Alhasil, karena siang itu
keluargaku datang dari desa dan juga sorenya kami pergi hingga malam untuk
menikmati kota Darussalam meski sesaat saja. Allah, selama perjalanan tetap aku
memikirkan sarung tangan. Gimana besok kalo gak ada sarung tangan, benar-benar
takut aku rusak keberkahan wisudaku yang sudah lama ku nanti. Akhirnya,
dapatlah ide malam itu untuk menjahit dan menggunting sarung tanganku. Allah,
sungguh bahagia.
Ketika mungkin diantara teman-temanku sibuk mencari salon untuk make up
atau berhias atau memasang sanggul atau jilbab yang dikreasi. Tapi sehari
menjelang wisuda justru aku gunakan untuk menikmati kebersamaan dengan keluarga
tercinta yang sudah lama sekali tak pernah aku rasakan. Allah, sungguh indah.
Hingga saat malam ketika telah sampai dari pergi bersama mereka, aku justru
disibukkan dengan menjahit sarung tanganku. Bukan sibuk mau pergi subuh-subuh
ke salon. J
Alhamdulillah fikirku. Ibu tak menuntutku untuk ber make up atau berhias seperti
orang lain. Thanks mom.
Paginya pun, masih bisa menikmati tahajud dan membaca
Al-Qur’an, juga tak terburu-buru sholat subuh, bahkan masih bisa dhuha sebelum
pergi. Allah, sungguh terima kasih atas nikmat itu. Wisuda, dengan tetap
mengutamakan hal-hal kecil yang selama ini kita jaga supaya Allah tetap
memberikan keberkahannya sungguh lebih nikmat teman... sangat indah dan merasa
besyukur atas itu. Tetap menjaga kesyarian jilbab, tetap tidak tabbaruj, tetap
menjaga jabat tangan dengan rektor sekali pun, tetap terjaga ibadah. Lalu benar
selalu apa yang disebutkan Allah berulang-ulang pada surah Ar-Rahman, “maka
nikmat Tuhanmu manakan yang kamu dustakan?”.semoga membuat kita terus berfikir untuk terus menjaga komitmen yang telah dijaga...
semoga menginspirasi buat yang mau wisuda..
wisdom_one
“Seperti Lebah yang apa yang ada pada dirinya
bermanfaat”
“seperti itu pula aku ingin”
Sayang rasanya saat
mendapatkan ilmu sedikit
Tapi tak ku biarkan
ilmu itu bertambah
Itulah mengapa aku
berbagi, semoga yg sedikit itu
Membuat Allah ridho
lalu menambahnya lagi..
beginilah alasanku berbagi
beginilah alasanku berbagi
Pasti kita semua sangat familiar dengan kata “Hikmah”
atau “wisdom” in English. Ya, aku tertarik dengan kata itu beberapa
waktu ini. sebuah kata yang sederhana namun sarat akan makna.
“the ability to use your knowledge and experience
to make good decisions and judgements”- kemampuan menggunakan pengetahuan dan
pengalamanmu untuk membuat keputusan dan penilaian yang baik, yaa seperti itulah definisi wisdom saat ku buka
kamus cambridge di destopku. Lalu apa
hikmah menurut bahasa kita?? Ahh, rupanya aku belum sampai sana punya
referensi, namun aku ingat seorang ustad mengungkapkan pengertian hikman pada
sebuah forum. Hikmah adalah sesuatu yang kamu dapatkan setelah sesuatu hal yang
baik atau buruk terjadi. Artinya, sudah terjadi dulu “hal” itu baru ada yang
namanya “hikmah”. Lalu ada sebuah atsar dari abu Burdah yang tercatat dalam
buku catatan berwarna hijau milikku... begini bunyinya :
“Hikmah adalah barang hilang setiap muslim.
Hendaknya mereka memungutnya dimanapun mereka menemukannya”
Rupanya kata itu benar-benar indah maknanya meski
mungkin tak seindah bagaimana kita mendapatkannya. Itu baru awal, mengapa?
Karena aku ingin kita sama-sama belajar untuk memetik hikmah dari setiap
perjalanan hidup kita. Ah, puitis sekali rasanya.
Aku punya cerita,
Ketika itu, tepatnya saat aku mengikuti sebuah tes
di sebuah sekolah islam di kota Darussalam waktu lalu, aku mendapati beberapa
soal yang sangat menarik perhatianku, mungkin kalian juga pernah merasakan yang
sama atau punya pengalaman yang sama. Baiklah, begini kurang lebih dua
pertanyaan yang masih melekan tajam di ingatan.
“Siapakah orang pertama yang mengajarkanmu
Al-Qur’an?”
Lalu dibawah pertanyaan itu diberi beberapa jawaban kemungkinan yang memang
terjadi, seperti ini contohnya :
a.
Ibu c. kakek e. guru ngaji
b.
AyAh d. nenek f. Guru di sekolah dst
Kalo kamu yang ditanya jawabnya apa??
Aku tebak, guru ngaji ya??
Atau ibu? ayah? Oh, bersyukurlah.... alhamdulillah, karena kita bisa
mengaji lantaran mereka.
Bagaimana dengan
pertanyaan satu ini...
“dimana pertama kali kamu belajar sholat?”
a.
Di rumah c.
di mushola/masjid dst
b.
Di sekolah / madrasah / pesantren
Emm.. aku tau, pasti jawabanmu “b” ya...?? sama kalo gitu. Mari bersyukur
“Alhamdulillah”. Dimana pun kita belajar pertama kali, itu membuat kita bisa
sholat sekarang. ^_^
Aku tau kalian sangat
cerdas, pasti sampai disitu sudah bisa mengambil pelajaran bukan?? Ya, sedikit
pelajaran yang ingin aku bagi.
Pertanyaan itu tak
hanya menarik buat aku tapi juga setelah itu membuat ku berfikir dan
sedikit merasa sedih. Kenapa bukan Ibu atau ayah ku yang mengajarkan ku pertama
kali mengenal huruf-huruf al-quran? Lalu mengapa bukan rumah tempatku pertama
kali belajar sholat? Fikiran ku melayang kesana, namun Demi Allah, tidaklah aku
ingin mengajak kalian lalu marah kepada keluarga kita, sungguh tidak benar.
Semoga aku, dan kita semua selalu berhusnuzon kepada mereka. Bisa jadi, mereka
bisa mengajarkannya pertama kali kepada kita, namun mereka ingin kita
mendapatkan penyampaian dan pelajaran yang lebih baik daripada jika mereka yang
mengajarkan. Bisa jadi, mereka pernah ajarkan tapi kita masih kecil dan lupa.
Ya kan? Dan teruslah berfikir positif tentang itu.
Disini, Aku hanya ingin mengajak kita berfikir,
jikalah kita sangat menginginkan orang tua kita sebagai guru utama yang
mengajarkan kita Al-Qur’an, mengenalkan kita dengan Allah, Rasulullah, dan
islam. Kemudian, kita sangat merindukan suasana rumah yang seperti madrasah
atau pesantren atau sekolah yang disana kita dapatkan banyak pengetahuan. Maka
mungkin kita sendiri yang harus memulainya dari diri kita sendiri. Dari diri
kita masing-masing. Tak guna menyesali yang telah berlalu, namun bagamana kita
bisa memperbaikinya. Supaya nanti kita menjadi Ibu yang terbaik untuk anak-anak
kita, mampu menjadikan rumah kita sebagai madrasah yang baik untuk anak-anak
kita. Lalu, saya juga berfikir bagaimana jika kita sudah hampir menikah?? Juga
sudah punya anak? Aku fikir tak pernah ada kata terlambat untuk belajar. Ya gak??
^_^
Ya Allah, yang PadaMu Jiwa-jiwa ini tergenggam.
Yang mengetahui apa-apa yang kami tidak ketahui. Pemilik Ilmu-ilmu yang
tertebar di bumi dan pada apa-apa yang diciptakan. Semoga kami Engkau izinkan
untuk tak pernah berhenti belajar mendapatkan ilmu-ilmu, hikmah-hikmah, serta
kebaikan-kebaikan yang telah Engkau tebarkan di bumi-Mu. Semoga kami dapat
menjadi istri, anak, ibu, tetangga, saudara, menjadi manusia yang sholeh
soleha, yang melahirkan generasi-generasi yang sholeh-sholeha yang nantinya
mengisi dan menggoncangkan bumiMu dengan kalimat Laa Ilaa haillallah. Aamiin.
Lewat jari-jari ini aku menulis, membagi kisah
yang tak sanggup kunikmati sendiri. Mohon kalian memaafkan atas kelancangan
tulisan yang ditulis oleh seorang yang masih munafik ini jika aku banyak
menuliskan hal-hal yang rupanya salah dalam pemahaman dan lainnya yang mungkin
juga masih belum bisa aku sendiri lakukan. Semoga tulisan ini menjadi doa untuk
ku supaya menjadi orang yang lebih baik lagi. Semoga Allah mengampuni setiap
salah yang tergores sengaja atau tidak kemudian memberiku hidayahNya. Terakhir,
Semoga bermanfaat dan memberi hikmah.
Senin, 03 November 2014
Surat cinta untukmu adikku
Surat cinta untukmu adikku
Palembang, 23 oktober 2014
Dear yang istimewa,
berbahagia aku menjadi seorang ayuk/kakak.
Sebuah catatan yang ingin menjadi pengingat untukmu duhai adik tersayang, yang mungkin belum bisa terungkap dari bibir ayunda mu yang sedang mengumpulkan kebaikan sebagai penebus dosa-dosa. pernah terbesit dalam benakku, aku sangat ingin menjadi seorang adik, memiliki seorang ayuk/kakak yang bisa aku ajak bicara dari hati ke hati, aku ajak menangis, aku ajak bercanda, aku ajak pergi jalan-jalan, dan bisa membimbingku untuk mengenal lebih banyak tentang Tuhanku. namun, ternyata Allah ingin aku lah yang menjadi seperti yang aku inginkan ketika aku terlahir menjadi anak pertama di keluargaku.
lalu apakah aku sudah menjadi seorang ayuk yang sudah ideal seperti yang aku impikan terhadap ayuk/kakak ku yang dulu pernah aku inginkan?
mungkin jawaban kalian adik-adikku (Pina Sari, Tria Wulandari, Putri, dan Loga) adalah "BELUM" bukan??
aku meraskannya jauuhhh di dalam hartiku.
Selama 21 tahun aku hidup, nyatanya aku belum pernah kalian ajak menangis bersama. aku belum menjadi ayuk yang bisa engkau ajak berbagi dengan masalahmu. jujur adikku, kapan pun aku siap mendengarkan masalahmu yang ingin kau bagi, daripada kau ceritakan masalahmu kepada orang lain apalagi kepada laki-laki yang belum ada ikatan denganmu. adikku, aku bicaralah padaku meski mungkin aku tak lebih baik dari orang lain yang bisa memberikan solusi, tapi aku akan berusaha sebisaku. jika memang belum bisa berbagi denganku, engkau punya Allah, Rabb mu yang 24 jam siap mendengar dirimu. duhai adikku yang aku cintai karena Allah.. aku ingin engkau dekat denganku, namun tidak lebih dekat dibanding engkau dengan Tuhanmu.
Adikku, maafkan jika selama aku ini aku belum bisa menjadi ayuk yang ideal untukmu. mungkin selama ini justru engkau yang lebih dewasa daripada diriku. mungkin selama ini aku jarang membuatmu tersenyum dan bahagia. mungkin selama ini aku belum banyak menasehatimu dalam kebaikkan.
adikku, terima kasih ya.... telah banyak memberi warna indah dalam hidupku, telah banyak mengajariku arti kesabaran, telah banyak memberiku pelajarn-pelajarn berharga dalam hidupku,, "terima kasih Tuhan karena Engkau jadikan mereka adik-adikku"
Dinda, aku ingin kita menjadi satu alasan Allah memasukkan ayah dan Ibu ke syurga-Nya. ^_^
jagalah dirimu,,, daripada kesenangan dunia yang hanya sementara yang membuatmu lalai kepada Tuhanmu. jaga auratmu daripada pandangan laki-laki yang tidak halal bagimu. yukkk kita buat bangga Ayah dan Ibu dengan menjadi anak-anak yang sholeh sholeha.
bisa jadi ayuk tidak lebih baik dari kalian, ingatkan ayuk juga ya saat ayuk jatuh dan lalai, dan ketika ayuk lupa dengan apa yang ayuk pernah nasehatkan padamu..
semoga kelak kita bersama di syurga-Nya..
Dear yang istimewa,
berbahagia aku menjadi seorang ayuk/kakak.
Sebuah catatan yang ingin menjadi pengingat untukmu duhai adik tersayang, yang mungkin belum bisa terungkap dari bibir ayunda mu yang sedang mengumpulkan kebaikan sebagai penebus dosa-dosa. pernah terbesit dalam benakku, aku sangat ingin menjadi seorang adik, memiliki seorang ayuk/kakak yang bisa aku ajak bicara dari hati ke hati, aku ajak menangis, aku ajak bercanda, aku ajak pergi jalan-jalan, dan bisa membimbingku untuk mengenal lebih banyak tentang Tuhanku. namun, ternyata Allah ingin aku lah yang menjadi seperti yang aku inginkan ketika aku terlahir menjadi anak pertama di keluargaku.
lalu apakah aku sudah menjadi seorang ayuk yang sudah ideal seperti yang aku impikan terhadap ayuk/kakak ku yang dulu pernah aku inginkan?
mungkin jawaban kalian adik-adikku (Pina Sari, Tria Wulandari, Putri, dan Loga) adalah "BELUM" bukan??
aku meraskannya jauuhhh di dalam hartiku.
Selama 21 tahun aku hidup, nyatanya aku belum pernah kalian ajak menangis bersama. aku belum menjadi ayuk yang bisa engkau ajak berbagi dengan masalahmu. jujur adikku, kapan pun aku siap mendengarkan masalahmu yang ingin kau bagi, daripada kau ceritakan masalahmu kepada orang lain apalagi kepada laki-laki yang belum ada ikatan denganmu. adikku, aku bicaralah padaku meski mungkin aku tak lebih baik dari orang lain yang bisa memberikan solusi, tapi aku akan berusaha sebisaku. jika memang belum bisa berbagi denganku, engkau punya Allah, Rabb mu yang 24 jam siap mendengar dirimu. duhai adikku yang aku cintai karena Allah.. aku ingin engkau dekat denganku, namun tidak lebih dekat dibanding engkau dengan Tuhanmu.
Adikku, maafkan jika selama aku ini aku belum bisa menjadi ayuk yang ideal untukmu. mungkin selama ini justru engkau yang lebih dewasa daripada diriku. mungkin selama ini aku jarang membuatmu tersenyum dan bahagia. mungkin selama ini aku belum banyak menasehatimu dalam kebaikkan.
adikku, terima kasih ya.... telah banyak memberi warna indah dalam hidupku, telah banyak mengajariku arti kesabaran, telah banyak memberiku pelajarn-pelajarn berharga dalam hidupku,, "terima kasih Tuhan karena Engkau jadikan mereka adik-adikku"
Dinda, aku ingin kita menjadi satu alasan Allah memasukkan ayah dan Ibu ke syurga-Nya. ^_^
jagalah dirimu,,, daripada kesenangan dunia yang hanya sementara yang membuatmu lalai kepada Tuhanmu. jaga auratmu daripada pandangan laki-laki yang tidak halal bagimu. yukkk kita buat bangga Ayah dan Ibu dengan menjadi anak-anak yang sholeh sholeha.
bisa jadi ayuk tidak lebih baik dari kalian, ingatkan ayuk juga ya saat ayuk jatuh dan lalai, dan ketika ayuk lupa dengan apa yang ayuk pernah nasehatkan padamu..
semoga kelak kita bersama di syurga-Nya..
yang sedang memperbaiki diri,
ayundamu, Umitasari
Kamis, 18 September 2014
think
Baru tadi membuka websitenya "indonesia mengajar".. membaca beberapa pengalaman teman-teman muda-mudi yang begitu super semangat menjadi seorang pengajar, aku menjadi iri rasanya.
Meraka punya waktu yang banyak untuk menyebarkan ilmu yang mereka miliki, semakin berpengalaman dan mengerti bagaimana berbagi...
Lalu, aku berfikir disini, apa yang bisa lakukan untuk mengabdi pada bumi yang Allah telah hamparkan banyaakkk sekali peluang untuk semakin mencintai-Nya dengan apa2 yang telah Allah ciptakan di bumi dan seisinya ini.
Bisakan aku menjadi bagian yang memberikan arti bagi orang lain...??
sesegera mungkin, ingin aku temukan jawabannya.
Meraka punya waktu yang banyak untuk menyebarkan ilmu yang mereka miliki, semakin berpengalaman dan mengerti bagaimana berbagi...
Lalu, aku berfikir disini, apa yang bisa lakukan untuk mengabdi pada bumi yang Allah telah hamparkan banyaakkk sekali peluang untuk semakin mencintai-Nya dengan apa2 yang telah Allah ciptakan di bumi dan seisinya ini.
Bisakan aku menjadi bagian yang memberikan arti bagi orang lain...??
sesegera mungkin, ingin aku temukan jawabannya.
Rabu, 12 Maret 2014
Kenapa mesti pake Kaos Kaki???
Mengapa harus pakai kaos kaki???
Sempat membaca sebuah blog yang isinya menanyakan tentang mengapa seorang muslimah menggunakan kaos kaki??
hari ini aku tertarik membahas tentangnya... mencoba menguraikan secara sederhana apa yang aku tau dan aku fahami tentangnya,, semoga menjadi manfaat bagi yang membaca dan sedang mencari tau...
fenomena sekarang ini, sering banget ditemuin seorang akhwat yang udah jilbab panjang, pokoknya uadah berpakaian syar'i,,, tapi pas liat kakinya "telanjang" gak tertutup.... sayang bangettt ya.... :)
pakaian yang terbaik bg seorang muslim adalah pakaian taqwa... taqwa berarti seperti apa yang Allah perintahkan ya???
dalam Al-Qur'an Surah An-Nur : 31, Allah berfirman yang artinya:
"Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra suami mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau para perempuan sesama islam mereka, atau hamba sahaya yang mereka miliki, atau para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan) atau anak-anak yang belum mengerti tentnag aurat perempuan. Dan janganlah mereka menghentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan dan bertaubatlah kamu semua kepada Allah wahai orang-orang beriman agar kamu beruntung."
nah,,,, sekarang coba jawab, kenapa klo sholat kita pake mukena???? terus kenapa yang boleh kelihatan cuma wajah dan telapak tangan?? kan kaki kita gak boleh kelihatan kan kalo sholat?? itu karna semuanya aurat kita kecuali yang bukan itu tadi (wajah,kedua telapak tangan)...
truss.... Allah juga berfirman dalam al-qur'an surah an-nur : 30 bahwa laki-laki yang beriman diperintahkan untuk menjaga pandangannya sm seperti perempuan ya...... nah, coba bayangin ketika laki-laki nundukin pandangan pas ketemu perempuan trus pas nunduk ngeliat kakinya.... ayooo.....
seorang ustadzah dari jurusan psikologi pernah berkata pada kami selaku peserta waktu itu, beliau menceritakan dari hasil penelitian diketahui bahwa ternyata kaki kita bagian belakang itu ketika memakai sandal apalagi yang high akan mengalami penekanan dan memunculkan warna merah hatii... itu ternyata bisa menunjukkan kesuburan kita sebagai seorang wanita.... emmm.... gimana klo yang liat itu berfikir kemana-mana..... :) duhai ukhti, saudariku yang aku syangi.....
kita gak pernah tau apa dan bagaimana seorang laki-laki memandang dan memikirkan tentang kita. karena itu alangkah indahnya kita sama-sama saling menjaga..... menjaga aurat kita, menjaga hati kita, menjaga fikiran kita,, menjaganya karena Allah, supaya Allah pun menjaga kita dari penglihatan lelaki juga manusia.
dalam sebuah hadist dikatakan :
"Apa yang harus diperbuat wanita dengan ujung baju mereka? Nabi SAW bersabda : Hendaklah ia turunkan satu jengkal (dari mata kaki) Ummul Mu'minin berkata: "kalau begitu akan tersingkap telapak kaki kami, wahai rasulullah" Nabi bersabda: "turunkan satu hasta dan jangan dilebihkan" (HR. Bukhari dan Muslim)
Semoga Allah istiqomahkan kita dalam usaha mencari ridho Allah di buminya ini.... Aku ingin Allah cinta terhadapku..... terhadap kita semua.... sholeha.....
Wallahu 'alam....
Sempat membaca sebuah blog yang isinya menanyakan tentang mengapa seorang muslimah menggunakan kaos kaki??
hari ini aku tertarik membahas tentangnya... mencoba menguraikan secara sederhana apa yang aku tau dan aku fahami tentangnya,, semoga menjadi manfaat bagi yang membaca dan sedang mencari tau...
fenomena sekarang ini, sering banget ditemuin seorang akhwat yang udah jilbab panjang, pokoknya uadah berpakaian syar'i,,, tapi pas liat kakinya "telanjang" gak tertutup.... sayang bangettt ya.... :)
pakaian yang terbaik bg seorang muslim adalah pakaian taqwa... taqwa berarti seperti apa yang Allah perintahkan ya???
dalam Al-Qur'an Surah An-Nur : 31, Allah berfirman yang artinya:
"Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra suami mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau para perempuan sesama islam mereka, atau hamba sahaya yang mereka miliki, atau para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan) atau anak-anak yang belum mengerti tentnag aurat perempuan. Dan janganlah mereka menghentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan dan bertaubatlah kamu semua kepada Allah wahai orang-orang beriman agar kamu beruntung."
nah,,,, sekarang coba jawab, kenapa klo sholat kita pake mukena???? terus kenapa yang boleh kelihatan cuma wajah dan telapak tangan?? kan kaki kita gak boleh kelihatan kan kalo sholat?? itu karna semuanya aurat kita kecuali yang bukan itu tadi (wajah,kedua telapak tangan)...
truss.... Allah juga berfirman dalam al-qur'an surah an-nur : 30 bahwa laki-laki yang beriman diperintahkan untuk menjaga pandangannya sm seperti perempuan ya...... nah, coba bayangin ketika laki-laki nundukin pandangan pas ketemu perempuan trus pas nunduk ngeliat kakinya.... ayooo.....
seorang ustadzah dari jurusan psikologi pernah berkata pada kami selaku peserta waktu itu, beliau menceritakan dari hasil penelitian diketahui bahwa ternyata kaki kita bagian belakang itu ketika memakai sandal apalagi yang high akan mengalami penekanan dan memunculkan warna merah hatii... itu ternyata bisa menunjukkan kesuburan kita sebagai seorang wanita.... emmm.... gimana klo yang liat itu berfikir kemana-mana..... :) duhai ukhti, saudariku yang aku syangi.....
kita gak pernah tau apa dan bagaimana seorang laki-laki memandang dan memikirkan tentang kita. karena itu alangkah indahnya kita sama-sama saling menjaga..... menjaga aurat kita, menjaga hati kita, menjaga fikiran kita,, menjaganya karena Allah, supaya Allah pun menjaga kita dari penglihatan lelaki juga manusia.
dalam sebuah hadist dikatakan :
"Apa yang harus diperbuat wanita dengan ujung baju mereka? Nabi SAW bersabda : Hendaklah ia turunkan satu jengkal (dari mata kaki) Ummul Mu'minin berkata: "kalau begitu akan tersingkap telapak kaki kami, wahai rasulullah" Nabi bersabda: "turunkan satu hasta dan jangan dilebihkan" (HR. Bukhari dan Muslim)
Semoga Allah istiqomahkan kita dalam usaha mencari ridho Allah di buminya ini.... Aku ingin Allah cinta terhadapku..... terhadap kita semua.... sholeha.....
Wallahu 'alam....
Sabtu, 14 Desember 2013
Belajar Dari Si Kecil
Siapapun
ia yang hadir dalam hidupmu, ia adalah guru, tak peduli berapapun usianya --
setujukah kamu teman ??
Bukan saatnya lagi untuk menjadikan
usia sebagai ukuran seseorang itu bijaksana. Kisah ini akan kubagikan kepadamu,
sobat. Untuk kita yang tetap masih harus belajar untuk hal sekecil apapun itu,
adalah hal yang menjadi awal menjadi kehidupan kita kelak, baik atau burukkah
ia ??
Alkisah dulu seorang kakek sedang
berjalan-jalan melewati mesjid,menyaksikan seorang anak yang sedang berwudhu,
menangis tersedu-sedu. Begitu herannya si kakek, dan langsung menghampiri anak
tersebut. "Wahai anakku, kenapa kamu menangis ?? ".
Anak kecil yang masih diawal wudhu
membasuh tangannya, meneruskan wudhunya sampai selesai. Sang kakek kesal,
merasa tidak dihargai lalu menepuk punggung si anak tersebut, "Mengapa
kamu tidak menjawab pertanyaanku, adalah kesopanan yang seperti itu??".
Setelah sang anak menyelesaikan wudhunya, dan masih terisak-isak. Ia
menjelaskan kepada sang kakek, "Wahai kakek yang begitu kuhormati
keberadanmu, bukannya aku tak menghiraukanmu. Tapi tahukah kakek, bahwa aku
sedang berwudhu. Bukankah rasulullah sendiri sangat tidak menyukai jika umatnya
banyak berbicara ketika berwudhu. Karenanya ia akan melalaikan wudhu itu,
membiarkan air mengalir tetap berjalan dengan sia-sia, berlimpah dan mubazir
begitu saja. Bukankah mubazir itu perbuatan syaithan. Maafkan aku kakek".
Sang kakek pun terdiam, "sekarang jawab pertanyaanku, mengapa engkau
menangis?". "Aku ingat rasulullah pernah berkata, saat kita berwudhu
air suci itu yang menyucikan anggota tubuh kita dari dosa, meluruhkan dosa dosa
kecil yang ada pada diri kita aku merasa aku tak ingin mengakhiri wudhu ini,
tapi aku juga tak mau mubazir, apalagi saat aku mengingat firmanNYA , mata yang
menangis karenaku haram dari api neraka, aku semakin ingin menangis dan
menangis. Aku hanyalah hambaNya yang sedikit ilmu, yang kuharap dengan
sedikitnya ilmu ini aku bisa menjalankan segenap hatiku". Sang kakek lagi
lagi terdiam. "Waaahh, bagus sekali kamu nak, kakek saja yang sudah setua
ini sholat saja masih bolong-bolong". Sang anak pun terlihat sedih,lalu
terisak lagi, "Kakek, aku ingin bertanya padamu, apa yang akan engkau
lakukan saat ingin memasak di bara api dan membuat bara api itu tetap
nyala?". Sang kakek pun menjawab, "akan kumasukkaan kayu bakar yang
kecil dahulu, baru yang besar agar ia dapat bertahan lama". Sang anak pun
tersedu sedu , "Kakek , itulah yang kutakutkan, kuingat panasnya api
neraka itu begitu panas, yang membuat neraka itu lebih panas adalah bahan
bakarnya, yaitu kita, yang dilempar pertama kalinya adalah kami, saya yang
masih kecil dan dini, selanjutnya giliran mereka-mereka yang sudah menjalani
hidup yang lama. Adakah aku sanggup menjadi bahan bakar yang utama dan pertama
kali dilemparkan ? . Sungguh kakek, jika saja air mata ini bisa menjadikan
alasan aku tidak dilemparkan kedalam api neraka, aku ingin menangis terus,
begitu banyak dosaku kepada rabbku, begitu banyak yang sudah kulalaikan".
Sang kakek menangis, dan setelah saat itu, sang kakek mengangkat anak itu menjadi
anak angkatnya dan terus berdakwah dijalan Allah.
Begitu sepelenya kita terhadap
hal-hal kecil, terlalu diabaikan. Menganggap bahwa itu tidak ada apa-apa.
Padahal sering kali pepatah, sedikit demi sedikit lama lama menjadi bukit . Tak
terbayangkan olehku, hal sekecil memperhatikan air keran yang terus mengalir,
dimaknai oleh seorang anak, yang mungkin saja lebih kecil dari kita. Yang
mungkin ia baru saja belajar, tapi kesetiannya kepada rasulnya, rabbnya,
membuatnya memperhatikan hal sekecil apapun itu. Renungan bagiku, dan bagimu
pula, tentang apa yang menjadi bahan bakar utama itu, aku merinding
membayangkan semua. Saat tubuh ini dilempar kedalam panasnnya api neraka yang
membara. Astaghfirullah ...
Kejadian lainnya, menerobos lampu
merah. Pernahkah kamu berfikir untuk sejenak saja berhenti saat lampu merah,
bukannya langsung melaju kencang begitu saja. Kelakuanmu adalah awal dari
keberadaan yang lainnya, saat pengendara yang lain melihatmu menerobos lampu
merah, apa yang mereka lakukan, mungkin beberapa akan berhenti, tidak mengikuti
tindakan bodohmu, tapi mungkin sebahagian berfikir, "Ah dia aja nerobos,
kenapa aku enggak". Kamu menjadi sebab orang lain tidak menaati peraturan.
Hal kecil tapi menuntut diri kita akan pentingnya disiplin dan ketaatan.
Peraturan itu untuk menjaga kita, begitu juga yang Allah ajarkan untuk kita,
itu semua demi kebaikan kita.
Sahabat, aku dan kamu, adalah
hamba-hambaNya yang tak luput dari kesalahan, masih terbuka mata kita, masih
mendengar dan berfungsi degnan baik segala indra. Ku mohon, ku ingin ..kita
bersama, bersama untuk menjadikan hal sekecil apapun itu, maknai ia dengan hal
yang dapat mendekatkan kita kepada Allah, hanya padaNya
http://catatancatatandia.blogspot.com/2011/04/belajar-dari-si-kecil.html
Langganan:
Postingan (Atom)